Berikut akan saya jabarkan prosesnya step by step. Selamat membaca.
1. Aplikasi
Persyaratan umum dan khusus serta kelengkapan dokumen bisa dilihat di
website AMINEF. Lengkapi saja semua yg diminta tanpa kurang satu dokumen
pun, harus detail ya. Apa saja yang dibutuhkan? Aplikasi yang sudah diisi,
Study objective (1 halaman), fotokopi hasil TOEFL atau IELTS, KTP atau paspor,
surat rekomendasi dari atasan sekarang dan dosen terdahulu, ijasah, dan
transkrip yang diterjemahkan ke Bahasa Inggris.
Kirim ke AMINEF sebelum deadline tanggal 15 April. Keep in mind,
informasi ini mungkin berubah silahkan lihat website Aminef dan kirim email ke
Aminef untuk pertanyaan yang tidak ada jawabannya di website.
Di application form, kita mengisi informasi mengenai program apa yang
dilamar, GPA, TOEFL, dan awards/honors, professional history, social involvement,
research projects completed, Articles/Books/Unpublished,
Papers/Thesis/Dissertation, traveled or lived outside. Ikuti saja petunjuk
pengisian dengan membaca secara cermat dan teliti.
Saya dulu, waktu masih kuliah sudah download ini dan sudah mulai
mengusahakan apa yg harus saya capai untuk bisa memenuhi kualifikasi ini. Saya
sering mengikuti kompetisi, terlibat dalam kegiatan sosial, menulis paper, dan
mengikuti program misalnya pertukaran kepemudaan.
Semua saya lakukan agar aplikasi saya menonjol dibanding aplikan lainnya
karena saya pikir Fulbright memiliki kriteria yang sangat ketat baik secara
akademik dan non akademik.
Kalau tidak percaya coba lihat alumni-alumninya yang hebat-hebat. Selain
prestasi akademik, untuk teman-teman yang masih di S1 saya ingin
menekankan pentingnya kegiatan berorganisasi, baik di dalam atau diluar
kampus dan berbagai kegiatan kemahasiwaan atau kepemudaan atau apa saja baik yg
berkenaan atau tidak berkenaan secara langsung dengan bidang study.
Kalau cuma syarat IPK 3.0 dan TOEFL 550 saya pikir masih banyak yg bisa
mencapai syarat ini.
Maka kita harus memberikan lebih dari apa yang orang lain bisa berikan.
Memenuhi syarat bukan menjadi jaminan untuk dapat dipilih oleh pemberi beasiswa,
ada banyak faktor yang mungkin kita tidak ketahui. Apapun itu lakukan yang
terbaik, perjuangkan dan yakinkan pemeri beasiswa kenapa kita layak menjadi
penerima beasiswa melalui aplikasi yang kita kirimkan.
Dokumen yang paling penting adalah STUDY OBJECTIVE (SO).
Untuk menulis SO ini yang pasti anda harus sudah jelas mau ambil program
study apa. Anda juga harus sudah mengecek program studi ini di website
universitas di Amerika. Coba cek di beberapa, 3- 5 universitas.
Perlu waktu yg cukup untuk menulis study objective yang baik, saya perlu
berbulan-bulan mengerjakan yg satu ini, dengan mengumpulkan ide-ide terbaik,
me-review contoh-contoh essay yg baik dan kontak dengan penerima beasiswa
sebelumnya. SO hanya 1 halaman.
Saya memiliki beberapa versi SO yang saya buat, yang akhirnya saya coba
jadikan satu dengan memilih ide-ide terbaik untuk dimasukkan kedalam SO. Dalam
menulis STUDY OBJECTIVE bisa menggunakan guideline ini:
·
Pertama, jelaskan apa bidang studimu.
Jelaskan jurusan dan area spesialisasi secara detail.
·
Kedua, berikan tiga alasan utama mengapa
ingin studi di area tersebut. Masukan contoh-contoh dari pendidikan atau
pelatihan sebelumnya.
·
Ketiga, jelaskan keinginanmu di masa
depan, dan bagaimana rencana studimu dapat membantu meraih keinginan itu.
Pastikan SO yang anda buat menjawab 3 pertanyaan tersebut. Selain itu,
kalau belum yakin dari segi bahasa dan konten silahkan minta bantuan orang lain
yang lebih knowledgeable atau native speaker. Kalau semua dokumen sudah siap,
dikirim sebelum deadline ya. Sebelum saya mengirim aplikasi saya ke Aminef,
saya minta didoakan sama ibu saya tercinta.
Saya bilang “Ini aplikasi terkhir saya mohon doanya Bu” “Saya sudah lelah
mengejar mimpi”. Ibu saya tahu betul perjuangan anaknya dalam meraih beasiswa
ini. Kalau sudah dikirim, berdoalah pada Allah SWT.
2. Interview
Tahap selanjutnya jika anda terpilih, anda akan diundang untuk interview.
Alhamdulillah saya dipanggil interview. Oh ya rajin- rajin cek email ya kalau
sudah melamar beasiswa. Jadwal interview saya waktu itu, Rabu, 10 Juli 10,
2013.
Saya menerima email undangan interview 2 minggu sebelumnya. Saya
mempersiapkan diri dengan baik dan bertekad tidak mau gagal lagi kali ini.
Wawancara dilaksanakan di Jakarta, dan tiket pesawat ditanggung pihak Aminef
plus diberikan uang pengganti akomodasi.
Interview berlangsung selama 30 menit dan bersifat Q&A dengan
panelists. Saya diwawancarai oleh 3 orang, 2 orang Indonesia (dosen dan alumni
Fulbright) dan 1 orang Amerika, satu dari mereka adalah ahli dibidangnya kita.
Yang pasti pewawancara adalah bi-national committee dari pihak Aminef dan
Amerika.
Saya membuat interview guideline versi saya sendiri, dan
pertanyaan-pertanyan beserta jawaban yang saya antisipasi akan ditanyakan. Saya
sudah siapkan sepanjang 6 halaman. Saya mereview kembali SO dan application
forms yg saya kirimkan ke aminef sebelumnya.
Saya membaca banyak blog dan informasi mengenai tips wawancara Fulbright.
Saya mereview dan kontak pihak universitas di US untuk lebih memantapkan
pilihan program study saya.
Pertanyaan yang masih saya ingat: Mengapa Amerika? Bagaimana menghadapi
culture shock dan homesick? Dan saya disuruh menceritakan salah satu artikel yg
pernah saya tulis. Overall, semua pertanyaan related to aplikasi kita dan
pertanyaan dari panelis yang sangat beragam.
Mendapatkan Letter of Aceptance dari universitas di Amerika terlebih dahulu
(sebelum melamar) tidak menjadi persayaratan yg diminta Fulbright. Dengan
proses Fulbright pelamar tidak diwajibkan harus mendapatkan LoA dari kampus di
US. Karena aplikasi ke universitas akan dilakukan oleh pihak Aminef nantinya.
So, don’t worry guys.
3.Pengumuman
Alhamdulillah August 29, 2013 email yang saya terima berbunyi:
“Dear Mr. Hartono, Congratulations! I am extremely pleased to inform you
that you have been officially nominated as a principal candidate for a
Fulbright scholarship to pursue study for a Master’s degree in the United
States commencing with the Fall 2014 academic term”.
Alhamdulillah, Langsung sujud syukur, dan kasih tahu ibu dan nangis. Sedih
bercampur senang lah pokoknya, sungguh Allah maha baik.
Selanjutnya, beberapa hari kedepan email- pun berdatangan untuk kelengkapan
berkas-berkas lainnya. Kita akan diminta mendaftar di Fulbright portal secara
online dan kirim beberapa dokumen tambahan seperti Writing Sample, tambahan
rekomendasi (3 yg diminta), dan Study Objective dan Personal Statement yang
diperbaiki.
Selain itu, kita menerima email tentang informasi detil Fulbright grant itu
sendiri. Dan kita juga diberi tahu untuk mempersiapkan diri untuk standardized
tests TOEFL iBT dan GRE atau GMAT.
4. TOEFL iBT dan GRE/GMAT
TOEFL iBT dan GRE or GMAT merupakan required tests yang diminta universitas
sebagai syarat admission dan score yg diminta beragam tergantung universitas
yang dituju. Sebagai patokan minimum 80 untuk IBT score dan GRE ada beberapa
universitas yg meminta score minimum, ada juga yang meminta GRE score tanpa
minimum score. Anda harus merujuk ke university website untuk requirement
admission ini.
Untuk tes ini anda harus mempersiapkannya dengan matang dan jauh-jauh hari
ya. Saya sendiri sebelumnya saya cukup familiar dengan tes ini, karena ketika
saya mulai bermimpi ingin studi di Amerika, saya tahu apa saja persyaratan yang
harus saya penuhi. Saya sudah memiliki beberapa buku dan software program iBT
practices test (Listening, Reading, Writing, and Speaking) dari beberapa
penerbit seperti ETS, Barron’s dan Longman.
Saya belajar setiap malam minimal 2 jam untuk menghadapi tes ini, ya
independent study, babat habis seluruh practice test, dan tidak ada salahnya
mengulangi soal practice hingga beberapa kali. Kalau TOEFL paper- based (PBT)
skor nya berkisar 310 to 677, TOEFL iBT skor nya berkisar antara 0 to
120.
Biasanya 80-100 adalah skor minimum untuk admission tingkat master di
universitas di US. Namun beberapa bidang tertentu misalnya Linguistics,
Literature programs and PhD study, skor minimum pun beragam dan lebih tinggi
misalnya 100. Silakan cek masing-masing universitas dan untuk mengetahui iBT
score yang diperlukan. Info lebih lanjut mengenai tes TOEFL iBT ini silahkan
berkunjung ke website ini www.toefl.org.
Saya ambil tes iBT 29 September dan 1 Oct GRE 2013, kedua tes ini, tiket
dan akomodasi ditanggung oleh AMINEF. GRE (Graduate Record Examination) minimum
scores sangat beragam tergantung universitas yang dituju. GRE, sejenis TPA
namun versi English nya, meliputi 3 komponen yaitu verbal, quantitative dan
analytical writing. GRE juga ada GRE subject untuk beberapa jurusan tertentu.
Oh ya, Business and finance-related study butuh GMAT. Jangan anggap remeh
kedua tes ini karena akan sangat berpengaruh terhadap beasiswa dan untuk
diterima dikampus di Amerika anda walaupun anda adalah Principal candidate.
Oh ya, kalau tidak salah pada tahap ini juga ada perintah untuk membuat
paspor bagi yang belum punya dan tes kesehatan (medical checkup). Untuk paspor
silahkan berurusan dengan kantor imigrasi di kota anda. Untuk medical check-up,
tunggu perintah dari aminef melalui e-mail, ada form dari Aminef yang harus di
bawa untuk diisi oleh dokter.
5.Submission Plan
Pada tahap ini kita diminta untuk memilih 4 universitas di Amerika Serikat
yang akan kita tuju. Proses pendaftaran sendiri dilakukan oleh IIE, kita hanya
perlu melakukan pilihan universitas dan melengkapi persyaratan yang diminta.
Kampus nya boleh dimana saja termasuk Ivy League kampus asal kampus tersebut
menawarkan program study yang ada inginkan. Proses ini berlangsung di bulan
Desember hingga January, waktu itu deadline kampus saya rata-rata January 15.
Setelah mengirimkan 4 universitas pilihan dengan membuat ranking
universitas 1-4, IIE akan memberikan rekomendasi mana universitas yang cocok
untuk kita. 4 universitas pilihan saya waktu itu adalah: Indiana University
Pennsylvania (IUP), University of Texas at Arlington, Southern Illinois
University, Carbondale and Arizona State Univ, 3 pilihan saya dan 1 rekomndasi
dari IIE.
Universitas yang saya pilih tentunya berdasarkan program yang ditawarkan,
mata kuliahnya, kurikulum, tuition nya, dan requirementnya. Saya akui memang
memilih universitas akan banyak memakan waktu jika kita masih belum pilihan
dari awal, karena ada ribuan colleges dan universities di Amerika. Ada baiknya
melihat daftar kampus Fulbright grantee tahun-tahun sebelumnya jika anda belum
mempunyai kampus pilihan, di website Aminef ada peta penyebaran dimana saja
Fulbrighters belajar yang bisa dijadikan referensi. At least kita bisa
menghubungi dan bertanya pada mereka. Atau anda juga bisa menghubungi PERMIAS
yang ada di universitas-universitas di Amerika.
Jawaban dari universitas bervariasi. Jadi harus sabar. Pada bulan April
saya menerima kabar dr IIE tentang penerimaaan saya di IUP Indiana University
Pennsylvania untuk MA TESOL program. Lalu saya dapat kabar bahwa saya tidak
diterima di Arizona State University. Dan saya masih ingin menunggu kabar dari
2 kampus lainnya, Southern Illinois University dan University of Texas,
Arlington namun waktu terus berjalan dan saya pikir dalam minggu yg sama,
akhirnya saya putuskan untuk mengambil IUP, yang memang top priority kampus yg
saya pilih. Dan memang sebelumnya juga ada Fulbrighter 2011, Mbak Rini Susanti
M.A. dari kota saya yg pernah study di IUP juga. Saya banyak bertanya dan
berkonsultasi dengan beliau juga.
Saran saya untuk menyegerakan pilihan kampus ini mengingat semakin cepat
kita memutuskan kampus mana yang dipilih, semakin cepat pula proses lainnya
berlanjut. Dengan begitu semakin jelas mengenai tahapan selanjutnya misalnya
pre academic atau gateway dan bisa mengikuti PDO, sehingga anda juga sudah bisa
mencari housing dan mempersiapkan hal-hal lainnya.
6. PDO (Pre-Departure Orientation)
Pre-Departure Orientation AMINEF 2014 diperuntukkan para grantee yang akan
berangkat ke US dan tentunya mereka yang sudah diterima di kampus di Amerika.
PDO biasanya berlangsung pada bulan Mei, PDO 2014 bertempat di Ayodya Resort
Nusa Dua, Bali.
Seingat saya, ada sekitar 120 Fulbright grantee yang diundang termasuk
program-program lain Fulbright yaitu Fulbright master and PhD Presidential,
master and PhD DIKTI, FLTA, dan American grantees yang research di Indonesia
dan ETA (English teaching assistant). Oh ya, pada PDO ini grantee mendapatkan
backpack, t-shirt Fulbright dan uang saku dari Aminef. Baik banget ya Aminef.
Heeee.
Pada waktu itu PDO dibuka secara langsung oleh Director AMINEF Interim
William Tuchrello dan ada juga remark dari Dr. Anies Baswedan, alumni Fulbright
dan juga Rector of Paramadina University yang memberikan sambutannya dan
berbagi kisah Fulbright nya. Berbagai sesi dari Institute of International
Education (IIE) yang meliputi Fulbright grant benefits: Terms of Appointment
Policies and Benefits Health Insurance Renewal of Grant Fulbright Enrichment,
Opportunities Employment and Academic Training, Visa Procedures and Immigration
Issues.
Dan PDO ini juga bertujuan membekali para grantee dengan berbagai informasi
mengenai kehidupan di Amerika seperti dalam hal Accommodation, Money and
Expenses, Geography, Shopping, Eating, Media, dan Transportation/Travel. Selain
itu juga ada sesi mengenai “Do’s and Don’ts” selama berada di Amerika dan tips
mengatasi “Culture Shock”.
Acara ini ditutup dengan dinner dan karokean bareng dari para grantee dalam
group masing-masing.
7. Visa Application and Interview
Untuk urusan visa, tentunya sebelumnya kita sudah diminta mengumpulkan foto
untuk visa Amerika. Kalau ragu bawa saja contoh yg diberikan Aminef melalui
email sebelum anda ke foto studio. Ikuti saja petunjuk yang ada di email.
Aminef selalu memiliki guideline yang jelas untuk setiap step nya, so just read
the instructions carefully.
Kita akan menerima email untuk mengisi Aplikasi Visa Elektronik
Non-Immigrant (DS-160) secara online dan membawa halaman konfirmasi jadwal
wawancara; satu foto terbaru, paspor yang berlaku dan paspor lama, dan semua
dokumen dokumen yang diperlukan pada saat wawancara visa di kedutaan Besar
Amerika Serikat di Jakarta.
Secara umum AMINEF yang arrange visa kita walaupun wawancara tetap kita
yang harus hadir dan tidak bisa diwakilkan, ketika sudah selesai akan diambil
di kantor Aminef ketika akan berangkat ke US.
8. Departure
Keberangkatan masing-masing grantee berbeda. Sungguh itu proses yang
begitu panjang, lebih dari 1 tahun. Aplikasi tutup April 15 2013, dan
serangkaian tahap selanjutnya yang harus dilalui, hingga tahun April 2014 Saya
masih di Indonesia, haaaaaa. Banyak yg nanya. Kapan berangkat? Kapan berangkat?
Kok masih di Indonesia? Mau jawab apa ya bingung juga. Saya jawab aja “Doakan
saja, lagi proses”
July 17, 2014 adalah hari yang bersejarah karena hari itu saya berangkat
menuju Amerika. Alhamdulillah,horeeee! Saya berangkat dari Palembang 16 July,
satu hari stay di Jakarta dan main ke Aminef buat briefing keberangkatan. Semua
Aminef sudah persiapkan: tiket, uang saku, prosedur keberangkatan dll. Ready to
depart lah pokoknya.
Walaupun ini keberangkatan saya yang kedua kalinya ke Amerika, tetep aja
nervous, karena lama nya waktu perjalanan dan perginya sendirian. Hari
keberangkatan saya, kebetulan masih di bulan puasa, waktu itu saya puasa tapi
ditengah jalan dan ketika sampai sudah tidak jelas lagi puasa saya karena
perbedaan waktu. Heeeee Rute perjalanan panjang itu sebagai berikut:
JAKARTA – HONG KONG-SEATTLE-DETROIT-NORTHWEST ARKANSAS.
9.Pre-academic Training
Salah satu keuntungan beasiswa Fulbright adalah adanya program pre-academic
training, berupa intensive English course yg berlangsung di US yang lamanya
berkisar 3-12 minggu tergantung dari kemampuan yang grantee miliki. Kandidat
akan ditempatkan di universitas yang berbeda dari universitas dimana grantee
akan menempuh study master atau PhD nya.
Dalam hal ini IIE memberikan kesempatan bagi grantee untuk ikut
Pre-academic English (summer program) sebelum kita mulai kuliah.
Ini saya kasih kutipan dikit dari Terms of Appointment nya saya mengenai
kegiatan pre academic ini,
“The intensive graduate orientation program will be designed to provide the
International Fulbright grantees with not only the language skills necessary to
make a smooth transition into their graduate studies at American universities,
but with a clear understanding of the expectations and the cultural norms of
academia in US Graduate schools”
Saya ditempatkan di University of Arkansas, di Fayettville selama 1 bulan.
Kita banyak belajar mengenai American culture/(crosscultural Understanding) dan
mengambil beberapa courses seperti academic writing, academic speaking skills,
computer skills and library research bersama 25 internasional Fulbrighters yang
berasal dari: Afganistan, Russia, Ukraine, Lesotho, Cost Rica, Colombia,
Panama, China, and Paraguay, etc. Menarik sekali bisa berinteraksi dengan
mereka dengan aksen bahasa Inggris yang berbeda-beda.
Selama program ini, kita gak perlu mikirin living expenses karena kita dapat
stipend, accommodations juga disediain semua udah dibayarin oleh IIE, kita juga
dapet buku-buku dan at the end of the program dapet travel allowance juga.
Asyik yah?Haaaa
Di SILC (Spring International Language Center) http://www.uark.edu/silc .
Arkansas sendiri begitu kental dengan WILLIAM J FULBRIGHT karena beliau sendiri
berasal dari Arkansas, dan patung nya pun ada di depan gedung Old Main, tempat
kita belajar sehari-harinya.
Kegiatan pre academic seperti apa saja? Classroom instruction, workshops, dan
lectures dimulai pukul 8:30-3:00 dari Senin sampai Jumat. Weekend nya waktu
jalan-jalan seperti, trip ke Tahlequah Cherookeee, Oklahoma.
Kita juga ke rumah Bill Clinton dan istri, Hillary Clinton. Dan kunjungan
ke sekolah East Little Rock High school. Orang-orang yg terlibat selama proses
akademik kita adalah: Direktur SILC Leyah Bergman-Lanier, Ph.D., Maggie, Gwen
and Wayne (guru kita), Jimmy Bowie, Mas Wawan alumni Fulbright Master dan lagi
ambil PhD in literature di Univ. of Arkansas. Orang Indonesia lainnya seperti
Keluarga Pak Teddy &Kekeu , Mas Suhartono & Wiwit, dan Mas Reza.
Selama satu bulan ini kita diharapkan dapat meningkatakn kemampuan bahasa
Inggris kita dengan berinterkasi dengan mahasiswa internasional lainnya. Untuk
lunch dan dinner, kita mendapatkan student card untuk makan di Roberta
Fulbright Dining Hall.
Kebetulan saya tiba di bulan puasa, jadi hari keberangkatan (peginya puasa,
tapi udah di pesawat udah gak keruan lagi waktu nya, krena zona waktu yg
berbeda) dan hari pertama tiba (masih jet lag, dan penyesuaian tubuh dan cuaca)
alhasil saya gak puasa.Heeee Ampun ya Allah.
Di akhir program ada farewell party dimana kita akan menerima certificate
of completion. Baru 1 bulan bersama-sama terus kita harus pisah dan berangkat
menuju universitas masing-masing, dan state yg berbeda-beda. Saya sendiri
menuju ke Indiana Univ of Pennsylvania, di Pennsylvania.
10.Menuju ke Universitas
Hari pertama di Indiana, PA. 16 August 2014 untuk memulai 1st semester MA
TESOL program. Saya ambil 3 mata kuliah ini dengan bobot total 9 credits.
Saya mengambil program TESOL yang hanya ada 12 orang (5 mahasiswa
internasional dan 6 mahasiswa Amerika). Program ini telah mengenalkan saya pada
dunia pengajaran Bahasa Inggris lebih mendalam.
Melalui program ini saya banyak belajar mengenai teori, praktik dan isu
global dalam pengajaran Bahasa Inggris melalui mata kuliah yang diambil seperti
TESOL Methodology, Materials Development, Language and globalization, second
language literacy, instructional technology dan Research in TESOL and Applied
Linguistics.
Untuk meningkatkan kemampuan akademik dan professionalitas saya sebagai
seorang dosen, saya berusaha belajar untuk berpartisipasi di dunia akademik
dengan melakukan professional development.
Untuk itu, setiap tulisan yang saya hasilkan dari tiap mata kuliah nya saya
coba presentasikan di sebuah konferensi, dimulai dari ruang lingkup kampus
misalnya saya akan mempresentasikan tulisan dari tugas kuliah di English
Graduate Organization (EGO) conference, 28 Maret 2015 yang lalu dan Graduate
Scholar Forum pada April 8, 2015 yang diselenggarakan oleh Indiana University
of Pennsylvania. Dan nantinya saya berharap bisa mempublikasikannya di
jurnal ilmiah.
Rudi Hartono was awarded Fulbright MA degree scholarship in 2014 to study
TESOL (Teaching English to Speakers of Other Languages) at Indiana University
of Pennsylvania.
Article asli dapat dibaca disini.
Backdated: Aug
Tidak ada komentar:
Posting Komentar